DEPOK - Pada peringatan Hari Anak Nasional, ternyata anak Indonesia hingga kini belum bebas dari kekerasan dan seringkali menjadi korban kekerasan, sekalipun di dalam keluarga.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) masih menerima pengaduan tentang kekerasan terhadap anak dimana 27 hingga 30 persen diantaranya memang dipicu karena konflik keluarga.
Wakil Ketua KPAI Asrorun Niam Sholeh menilai anak merupakan korban pertama yang terkoyak saat terjadinya kasus konflik keluarga. Dia mencontohkan, dalam konflik terjadi perebutan kekuasaan ataupun karena kemiskinan.
“Jadi tidak hanya faktor kemiskinan menjadi musuh dan penelantaran bagi anak. Tapi, konflik dalam keluarga menjadi faktor penyebab utama,”ujarnya kepada wartawan di Depok, Sabtu (23/7/2011).
Niam menambahkan penyebab terjadinya konflik keluarga kebanyakan karena ketidaksiapan dalam menerima mandat menjalankan fungsi keluarga. Ketidaksiapan tersebut, lanjutnya, baik dalam bidang ekonomi, psikis dan lainnya.
Untuk itu, sambungnya, pemerintah perlu “turun tangan” dalam memberdayakan fungsi keluarga. Salah satunya, imbuhnya, siapkan generasi muda dalam bidang ekonomi, sosial dan lainnya.
"Pernahkan dinas PU menjadikan pertimbangan perlindungan anak dalam menjalankan kebijakannya. Seperti membangan jalan yang memperhatikan disitu banyak zona anak-anak yang berlalu lalang di sekolah," paparnya.
SUMBER: OKEZONE.COM
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar